Komisi II DPRD KSB Dukung APDG
Kehadiran raksasa retail Indomart dan Alfamartdi sumbawa Barat, ternyata sudah berhasil membunuh separo omset pedagang di kota Pariri Lema Bariri ini. Sukses gurita ratailer ini juga diiringi pertambahan penduduk kota karena umumnya pekerja didatangkan dari luar Sumbawa Barat.
Hasil survey yang dilakukan oleh LSM Sumbawa Barat, ke beberapa pedagang di Sumbawa Barat khususnya pedagang menengah, ternyata penghasilan mereka menurun draktis. Untuk produk yang sejenis, masyarakat lebih memilih ke Indomart atau Alfamart . rata-rata pedagang menengah mengalami penurunan hingga 50 persen, itu tidak termasuk pedagang kecil, kata Hery Supryadi. Menurutnya pemerintah tidak hanya untuk menghasilakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) tapi lebih dari itu adalah sebagai pembina perekonomian daerah, menumbuhkan dan merangsang usaha-usaha yang dimiliki daerah.
Tidak ada jalan lain selain Pemerintah Kota dan DPRD KSB bersikap. Pemerintah Daerah harus membatasi gerak dua retailer itu tapi bukan membunuhnya. Harus ada pembatasan yang jelas untuk lokasi-lokasi Indomart dan Alfamart, jangan semua ruas jalan diisi apalagi sampai ke lorong-lorong sempit. Itu sudah keterlaluan,”tegasnya.
Di sisi lain, tambahnya, setahun lebih kehadiran keduanya juga tidak meningkatkan kreatifitas pengusaha daerah. Pemilik Indomaret dan Alfamart yang merupakan warga lokal, sama sekali tidak memahami bisnis karena semuanya sudah ada SOP dari kantor pusat Indomaret dan Alfamart. Orang kita hanya duduk-duduk menerima laporan . mereka hanya menerima hasil dari kerja organisasi keduanya, jadi tak alih kemampuan, manajemen atau skill bisnis yang bisa meningkatkan daya saing daerah, tambahnya.
Menurutnya, bukan hanya pemerintah daerah yang harus bersikap, tapi juga DPRD dan stake holder lainnya, karena saat ini keduanya mulai mengejar daerah seperti yang terjadi di Sumbawa Barat hingga ke ke Kecamatan-kecamatan. Jadi semua harus di antisipasi dari sekarang, harapnya.
Sebelumnya, pedagang ritel lokal Kecamatan Jereweh Kabupaten Sumbawa Barat kembali mendatangi gedung DPRD Sumbawa Barat pada jum’at (06/01), kedatangan para pedagang ritel yang tergabung di dalam aliansi pengusaha desa Goa ini, adalah kali ketiga pada kedatangan mereka yang di terima oleh komisi II DPRD KSB, pedagang ritel lokal itu disambut baik oleh ketua DPRD Sumbawa Barat M. Nasir, ST, anggota komisi II Ahmad, S. Ag, ketua komisi II bidang keuangan DPRD Sumbawa Barat. Pedagang ritel yang hadir pada saat itu cukup banyak dan debat yang dilakukan dalam menolak kehadiran Alfamart tersebut saat berapi-api.
Anggota Aliansi Pengusaha Goa (APG) H Muhammad menyampaikan bahwa mereka menolak bukanlah tidak setujuh dengan adanya investasi yang ada di Sumbawa Barat khususnya Kecamatan Jereweh, serta juga tidak menolak Sumbawa Barat menjadi berkembang, akan tetapi yang mereka tolak adalah konsep kapitalis yang di usung oleh Alfamart tersebut.
Lanjut H Muhammad, ia menilai bahwa Alfamart tersebut akan mematikan pedagang kecil, karena di duga melakukan intervensi harga, kemudian Alfamart tersebut juga membangun toko mereka berdekatan dengan tempat usaha masyarakat lokal lainnya. Sebagai contoh adanya monopoli harga, minyak yang modalnya Rp 23 ribu, oleh pedagang biasa tentu akan dijual Rp 24 ribu. Namun di Alfamart mereka bisa menjual dengan harga modal yaitu Rp 23 ribu. Sitem yang mereka jalankan itu akan mematikan pedagang kecil saat pedagang habis mereka bebas mematok harga sesukanya, katanya.
H Muhammad meminta kepada Pemerintah harus membuat aturan kalau pemerintah menginginkan Alfamart tersebut tetap ada, baik aturan waktu, buka, lokasi pendirian soal harga dan lainnya. Ia menyampaikan, kalau Alfamart tetap berjalan dengan konsep mereka saat ini, maka tunggu saja padagang kecil akan binasa, alfamart berkembang, pasar Tradisional mati, katanya.
Menyangkut ini, anggota komisi II DPRD KSB Ahmad, S.Ag menuturkan, program ekonomi kerayatan yang diusung oleh pemerintah daerah Sumbawa Barat mestinya berpihak untuk masyarakat. Terutama pengusaha ritel lokal. Ini karena mayoritas masyarakat Sumbawa Barat mengandalkan perekonomian melalui berdagang. Jika memakai nama Alfamart tapi sistemnya kapitalis sama saja dengan pake topeng untuk menipu masyarakat, ucap Ahmad, S.Ag.
Terkait dengan keluhan pedagang ini, ketua DPRD Sumbwa Barat M Nasir ST berjanji, seluruh aspirasi akan di sampaikan ke Bupati Sumbawa Barat dalam waktu dekat dan di perjuangkan sampai menemui titik temu dan solusi demi kepentingan masyarakat Sumbawa Barat khususnya padagang kecamatan Jereweh. Kita akan meminta masukan dari berbagai kalangan unuk melihat secara jernih dan objektif guna menjawab keluhan pedagang atas kehadiran Alfamart, tidak bisa menjustifikasi konsep Alfamart salah, atau sebaliknya tuntutan pedagang benar, untuk itu kita akan undang Bupati untuk membahas tuntas keberadaan Alfamart ini, kata M. Nasir.
Nasir juga menjanjikan pembahasan soal Alfamart akan dilakukan setuntas-tuntasnya dan dalam waktu yang tidak terlalu lama. Kami peduli dengan nasib pedagang, saat masyarakat merasa terganggu, sudah domain DPRD untuk andil menyelesaikannaya. Ini akan kita kawal, tegas Nasir.
Kemudian, salah satu masyarakat Jereweh juga mengatakan kehadiran Alfamart bisa menjadi pintu masuk bagi peritel besar lainnya dengan menggunakan kedok nama daerah. Kemudian membunuh usaha pedagang lokal. Untuk itu ia minta keberadaan Alfamart di kaji ulang. Termasuk adanya unsur monopoli dan kapitalisme dalam sistim operasionalnya. Mohon sekiranya apa yang di sampaikan ini jadi pertimbangan bagi Bupati Sumbawa Barat untuk melangkah berikutnya. Jangan rugikan masyarakat karena kepentingan tertentu, ujarnya.